Ingin Meneliti? Paham Dulu Apa Itu Penelitian Beserta Jenis-Jenisnya

Penelitian dilakukan oleh sebagian besar profesi karena dibutuhkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam dunia pendidikan, penelitian merupakan aktivitas wajib bagi dosen dan mahasiswa. Penelitian (research) adalah sebuah proses kegiatan yang terstruktur dan sistematis untuk mencari kebenaran terhadap suatu fenomena ataupun fakta yang terjadi.
Karakteristik Penelitian
Sebagai salah satu metode untuk menemukan jawaban atas sebuah pertanyaan atau solusi atas sebuah permasalahan, maka ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan penelitian. Ketika seseorang mendeklarasikan bahwa sedang melakukan penelitian, maka kegiatan tersebut setidaknya menyiratkan sebuah proses yang melibatkan:
1. Seperangkat kerangka filosofi
2. Menggunakan prosedur, metode, dan teknik yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya
3. Dirancang agar tidak bias dan obyektif.
Orientasi filosofis bergantung pada metode atau jenis penelitian dan disiplin ilmu peneliti. Konsep validitas dapat memastikan bahwa penelitian dilakukan dengan prosedur yang benar untuk menemukan jawaban atas suatu pertanyaan. Reliabilitas atau keandalan mengacu pada kualitas pengukuran prosedur atau akurasi. Obyektif menunjukkan bahwa peneliti telah mengambil setiap langkah dalam menarik setiap kesimpulan dengan kemampuan terbaik dan mengabaikan kecenderungan atau prasangka pribadi.
Klasifikasi jenis penelitian
Klasifikasi jenis penelitian sangat beragam, bergantung pada bidang ilmu pembuatnya. Pembagian yang diberikan tidak perlu dianut secara kaku tetapi perlu diketahui sebagai acuan dalam menentukan metode yang tepat untuk menemukan jawaban atas sebuah pertanyaan atau solusi atas sebuah permasalahan yang diajukan.
Menurut Kumar (2011), Penelitian dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu:
1. Aplikasi temuan penelitian
2. Tujuan penelitian
3. Cara atau metode penyelidikan yang digunakan dalam penelitian
Klasifikasi jenis-jenis studi berdasarkan perspektif ini tidak saling eksklusif. Suatu penelitian sangat mungkin termasuk dalam tiga perspektif tersebut. Penelitian yang diklasifikasikan dari sudut pandang 'aplikasi' juga dapat diklasifikasikan dari perspektif ‘tujuan’ dan ‘cara penyelidikan’ yang digunakan.
Perspektif aplikasi temuan penelitian
Terdapat dua jenis penelitian berdasarkan perspektif aplikasi yaitu penelitian dasar atau murni (pure research) dan penelitian terapan (applied research). Penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu atau menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Kegunaan hasil penelitian tidak dapat langsung dipakai.
Penelitian murni juga berkaitan dengan pengembangan, pemeriksaan, verifikasi dan penyempurnaan metode penelitian, prosedur, teknik dan alat yang membentuk tubuh metodologi penelitian. Contoh-contoh penelitian murni termasuk mengembangkan teknik pengambilan sampel yang dapat iterapkan pada suatu situasi tertentu; mengembangkan metodologi untuk menilai validitas suatu prosedur; pengembangkan instrumen, misalnya pengembangan instrument untuk mengukur tingkat stress.
Penelitian terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Hasil penelitian jenis ini diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Penelitian ini tidak berfokus pada pengembangan sebuah teori, tetapi lebih berfokus kepada penerapan penelitian tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini juga merupakan penelitian yang menerapkan hasil penelitian murni. Misalnya penelitian intervensi untuk mengatasi perilaku agresif pada anak, penelitian yang menkaji hubungan antara merokok dengan kejadian kanker paru, atau kajian hubungan antara status hidrasi dengan kemampuan kognitif dan motorik. Umumnya penelitian skripsi atau tesis mahasiswa termasuk dalam kategori penelitian terapan.
Perspektif tujuan penelitian
Klasifikasi penelitian berdasarkan perspektif tujuannya, terbagi dalam empat kategori yaitu deskriptif, korelasi, eksplanasi, atau eksploratif.
Penelitian deskriptif mencoba untuk menggambarkan secara sistematis suatu situasi, masalah, fenomena, layanan atau program, atau memberikan informasi tentang kondisi kehidupan dari suatu komunitas, atau menggambarkan sikap terhadap suatu masalah. Penelitian deskriptif berusaha untuk memperoleh deskriptif lengkap dan akurat dari suatu situasi. Tujuan utama dari studi tersebut adalah untuk menggambarkan kondisi umum atau apa yang lazim sehubungan dengan situasi/masalah yang diteliti. Misalnya penelitian deskriptif tetang kesiapan mahasiswa dan dosen dalam sistem pembelajran jarak jauh atau e-learning, ketersediaan Alat Pelindung Diri di rumah sakit, dan lain-lain.
Penekanan utama dalam penelitian atau studi korelasi adalah untuk menemukan atau menetapkan adanya hubungan/asosiasi/saling ketergantungan antara dua aspek atau lebih dari suatu situasi. Misalnya penelitian untuk mengkaji hubungan antara stress dengan kejadian serangan jantung, hubungan antara pola asuh orang tua dengan ketergantungan gawai pada anak, hubungan antara pelayanan kesehatan dengan pengendalikan suatu penyakit, atau hubungan antara pembelajaran daring dengan motivasi belajar mahasiswa, dan sebagainya.
Penelitian eksplanasi berupaya menjelaskan mengapa dan bagaimana hubungan antara dua aspek situasi atau fenomena. Jenis penelitian ini mencoba menjelaskan, misalnya, mengapa stres menyebabkan serangan jantung; mengapa pola asuh orang tua mempengaruhi tingkat ketergantungan gawai pada anak; atau bagaimana pembelajaran daring dapat mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa.
Jenis penelitian keempat, dari sudut pandang tujuan penelitian adalah penelitian eksploratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi suatu area atau situasi di mana masih sedikit informasi yang tersedia atau untuk menyelidiki kemungkinan melakukan studi penelitian tertentu. Misalnya studi pendahuluan yang dilakukan oleh mahasiswa untuk menentukan kelayakannya topik tersebut untuk dilanjutkan menjadi penelitian tesis atau skripsi. Studi eksplorasi juga dapat dilakukan untuk mengembangkan, memperbaiki dan/atau menguji alat dan prosedur pengukuran. Misalnya menguji kelayakan kuesioner sebelum dibagikan kepada responden penelitian.
Meskipun secara teoritis, pembagian penelitian berdasarkan perspektif tujuan dibagi memiliki empat kategori, akan tetapi dalam praktiknya, sebagian besar penelitian yang dilaksanakan adalah kombinasi dari tiga yang pertama; yaitu, mengandung elemen penelitian deskriptif, korelasi, dan eksplanasi.
Perspektif cara atau metode penyelidikan
Perspektif ketiga dalam perspektif penelitian adalah berkaitan dengan proses atau cara untuk menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian. Berdasarkan perspektif ini, penelitian dibagi atas dua kategori yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Secara umum, penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan angka atau numerik untuk memahami fenomena yang diteliti, sedangkan penelitian kualitatif menghasilkan deskripsi dalam bentuk narasi atau tekstual terhadap fenomena yang diteliti. Suatu penelitian diklasifikasikan sebagai penelitian kuantitatif adalah jika peneliti ingin menghitung variasi dalam sebuah fenomena, situasi, masalah; jika informasi dikumpulkan menggunakan dominan variable kuantitatif; dan jika analisis diarahkan untuk memastikan besarnya variasi. Di sisi lain, disebut penelitian kualitatif jika tujuan dari penelitian adalah terutama untuk menggambarkan suatu situasi, fenomena, masalah atau peristiwa; jika informasi dikumpulkan melalui penggunaan variabel yang diukur pada skala nominal atau ordinal (skala pengukuran kualitatif); dan jika analisis dilakukan untuk menetapkan variasi dalam situasi, fenomena atau masalah tanpa menghitungnya.
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan terstruktur sementara penelitian kualitatif dilakukan dengan pendekatan tidak terstruktur. Dalam pendekatan terstruktur segala sesuatu yang membentuk proses penelitian - tujuan, desain, sampel, dan pertanyaan yang peneliti rencanakan untuk diajukan kepada responden-telah ditentukan sebelumnya. Sebaliknya, pendekatan tidak terstruktur, memungkinkan fleksibilitas dalam semua aspek proses ini.
Masing-masing pendekatan baik pendekatan kualitatif dan kuantitatif memiliki kekuatan dan kelemahan, oleh karena itu peneliti tidak bisa menjustifikasi bahwa satu pendekatan lebih unggul atau bagus dibandingkan dengan pendekatan lainnya. Pemilihan kedua pendekatan ini bergantung pada masalah penelitian serta tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Pada beberapa kondisi, sebuah penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan yang disebut dengan metode campuran atau mix methods. Misalnya, peneliti ingin mengetahui jenis layanan tersedia untuk menghentikan adiksi nikotin pada perokok di sebuah kota atau instansi kesehatan dan tingkat pemanfaatannya. Jenis layanannya adalah aspek kualitatif dari penelitian untuk mencari tahu atau mengeksplorasi tentang deskripsi kebutuhan layanan. Sementara itu, tingkat pemanfaatan layanan adalah aspek kuantitatif karena melibatkan perkiraan tentang jumlah orang yang menggunakan layanan dan menghitung indikator lain yang mencerminkan tingkat pemanfaatan.
Vanderstoep dan Jhonson, 2009 menguraikan karakteristik penelitian kualitatif dan kuantitatif seperti yang telihat pada tabel berikut ini.
Karakteristik | Penelitian kuantitatif | Penelitian kualitatif |
Jenis data | Fenomena dijelaskan secara numerik | Fenomena dijelaskan dalam narasi atau tekstual |
Analisis | Deskriptif dan analisis statistik inferensial | Identifikasi tema utama |
Lingkup pertanyaan | Spesifik, ada hipotesis | Luas, fokus pada tema |
Kekuatan | Sampel besar, validitas statistik, secara akurat mencerminkan populasi | Kaya, mendalam, mendeskripsikan sampel dalam narasai |
Kelemahan | Pemahaman dangkal terhadap pikiran dan perasaan partisipan | Sampel kecil, tidak dapat digeneralisasi ke populasi |
Penelitian kesehatan atau kedokteran klinis
Telah dikemukanan sebelumnya bahwa klasifikasi jenis penelitian oleh para ahli sangat beragam. Pada penelitian Kedokteran, kesehatan, atau studi epidemiologi umumnya terdapat klasifikasi penelitian sederhana, yang umum dilakukan pada penelitian kuantitatif. Pembagian lebih didasarkan pada ada tidaknya intervensi atau manipulasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek atau partisipan dalam penelitian (Sastroasmoro dan Ismael, 1995). Intervensi atau manipulasi yang dimaksudkan adalah perlakuan yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek atau partisipan penelitian, dan hasil perlakuan tersebut diamati, diukur, dan dianalisis. Berdasrkan perspekti ini, penelitian dibagi dua yaitu penelitian observasional dan penelitian eksperimental.
Penelitian Observasional
Penelitian observasional adalah penelitian yang dilakukan dimana peneliti hanya mengobservasi fenomena atau masalah pada subjek atau partisipan dalam penelitian atau tanpa melakukan intervensi atau manipulasi. Penelitian ini terbagi lagi menjadi penelitian deskriptif dan analitis.
Pada penelitian observasional deskriptif, peneliti hanya melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan. Hasil pengukuran disajikan apa adanya, tidak dilakukan analisis mengapa fenomena terjadi. Pada penelitian observasional analitik, peneliti berupaya mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dengan melakukan analisis data. Penelitian analitik selalu diperlukan hipotesis yang harus diformulasikan sebelum penelitian dimulai, untuk divalidasi dengan data empiris yang dikumpulkan. Hubungan antar-variabel dapat dilakukan dengan berbagai uji hipotesis sesuai dengan jenis data penelitian. Studi observasional analitis terbagi tiga kategori yaitu studi potong lintang (cross-sectional), studi kasus-kontrol (case-control), dan kohort.
Studi potong lintang adalah jenis penelitian oservasional analitik dimana peneliti melakukan observasi atau pengukuran variable pada suatu saat atau serentak. Penilaian hubungan antara paparan terhadap efek atau outcome hanya diobservasi atau diukur sekali. Studi cross-sectional tidak mengenal adanya dimensi waktu, sehingga mempunyai kelemahan dalam menjamin bahwa paparan mendahului efek (outcome) atau sebaliknya. Contoh penelitian jenis ini adalah hubungan antara pemebrian ASI ekslusif dengan tingkat pengetahuan dan pendidikan ibu di Posyandu.
Penelitian kasus kontrol adalah studi observasional analitik yang menganalisis hubungan kausal antara paparan dengan efek tidak dilakukan pada waktu yang bersamaan. Prinsip pengukuran variable dilakukan dengan menggunakan logika terbalik, yaitu menentukan efek (outcome) terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor risiko). Hubungan sebab akibat antara efek dengan faktor risiko diperoleh secara tidak langsung (risiko relative). Kelemahan dari studi ini adalah ketika responden penelitian sulit mengingat kembali riwayat paparan yang dialami terutama jika paparan sudah dilewati selama bertahun-tahun, sehingga risiko bias cukup besar. Akan tetapi, kelebihan dari studi ini adalah waktu penelitian yang relatif singkat, murah dan cocok untuk meneliti penyakit langka dan memiliki periode laten yang panjang. Misalnya penelitian untuk mengetahui hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker serviks. Peneliti dapat memulai dengan pasien yang sudah terdiagnosis ca cerviks kemudian ditelusuri ke belakang riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal sebagai faktor risiko relatif.
Berbeda dengan studi kasus kontrol, pada penelitian kohort peneliti melakukan identifikasi terlebih dahulu pada paparan kemudian diikuti secara prospektif untuk menilai efek. Studi kohort adalah studi observasional analitik yang mempelajari hubungan antara paparan dan efek dengan memilih dua atau lebih kelompok studi berdasarkan status paparan kemudian diikuti hingga periode tertentu sehingga dapat diidentifikasi dan dihitung besarnya insiden kejadian penyakit. Studi kohor mempunyai kekuatan dalam membuktikan inferensi penyebab atau kausa dibanding studi observasional potong lintag dan kasus kontrol. Metode penelitian ini dapat didapatkan angka kejadian penyakit (incidence rate) secara langsung. Apabila periode induksi yaitu kejadian penyakit dapat diamati dalam waktu yang panjang maka studi kohor rawan terhadap bias akibat banyak drop outnya partisipan atau subjek penelitian selama periode. Selain waktu yang panjang, kebutuhan dana dalam jumlah besar merupakan kelemahan dari jenis penelitian ini. Misalnya penelitian untuk mengetahui hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker serviks. Peneliti dapat memulai dengan ibu atau wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (faktor risiko), dan diikuti selama bertahun-tahun untuk mengobservasi kejadian ca cerviks (efek).
Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimental atau biasanya disebut dengan studi intervensional adalah salah satau rancangan penelitian yang digunakan untuk mencari hubungan sebab akibat. Jenis penelitian ini memungkinkan peneliti mempertahankan kendali atas semua faktor yang dapat memengaruhi hasil penelitian. Dalam melakukan studi eksperimental, peneliti berusaha untuk menentukan atau memprediksi apa yang mungkin terjadi.
Penelitian eksperimental sering digunakan di mana ada prioritas waktu dalam hubungan sebab akibat (sebab/paparan yang mendahului efek), ada konsistensi dalam hubungan sebab akibat (sebab akan selalu mengarah pada efek yang sama), dan keunggulan dalam besarnya kemungkinan korelasi. Desain eksperimental klasik menentukan grup eksperimental dan kelompok kontrol. Variabel independen diberikan kepada kelompok eksperimen dan bukan ke kelompok kontrol. Masing-masing kelompok kelompok diukur pada variabel dependen yang sama. Desain eksperimental Klinis atau uji klinis dapat dilakukan dengan melibatkan jumlah kelompok yang lebih banyak dengan pengukuran pada beragam parameter dalam periode yang lebih lama. Eksperimen murni membutuhkan kelompok kontrol, randomisasi, dan manipulasi.
Dalam mencari hubungan sebab-akibat, maka penelitian eksperimental menghasilkan kesimpulan yang lebih kuat dibandingkan dengan studi observasional. Hanya saja penelitian jenis ini membutuhkan biaya yang cukup besar. Contoh studi ekperimental adalah uji klinis untuk mengukur efek terapi sebuah obat atau studi pada komunitas dengan memberikan intervensi edukasi untuk meningkatkan kesadaran tentang perilaku bersih dan sehat pada anak.
Secara teori, berbagai jenis dan desian penelitian dapat digunakan oleh peneliti untuk menjawab satu atau lebih pertanyaan penelitian atau masalah penelitian yang sama. Banyak faktor yang mempengaruhi peneliti dalam memilih jenis penelitian yang sesuai tetapi pada akhirnya kemampuan peneliti untuk dapat mengeksekusi penelitian menjadi pertimbangan utama.
Sumber rujukan:
Bentley, P.J., Gulbradsen, M. & Kyvik, S. 2015. The relationship between basic and applied research in universities. High Educ; 1-22.
Kumar R. 2011. Research Metodology, A Step-by-Step Guide for Beginners. Third Ed. London; SAGE Publication.
Sastroasmoro, S. & Ismael S. 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.
Vanderstoep, S.W. & Jhonston, D.D. 2009. Research Methodes for Everyday Life, Blending Qualitative and Quantitative Approaches. San Farsisco: Jossey-Bass.