Kreatif dan Kolaboratif: Menjawab Tantangan Efisiensi Anggaran Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

"It is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent, but the one most responsive to change." – Charles Darwin
Beberapa hari ini jagad kementerian di Indonesia sementara sibuk, berjibaku dengan perhitungan penggunaan anggaran dalam rangka efisiensi. Efisiensi anggaran yang diberlakukan oleh pemerintah dalam Inpres Nomor 1 Tahun 2025 berdampak signifikan pada berbagai sektor, termasuk pendidikan tinggi kesehatan. Salah satu dampak nyata adalah pemotongan biaya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dosen Poltekkes Kemenkes yang selama ini menjadi bagian penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kontribusi nyata kepada masyarakat. Namun, meskipun ada keterbatasan dana, dosen tetap dapat berinovasi dan melaksanakan penelitian serta PKM secara efektif.
Beberapa pilihan strategi ini dapat diterapkan agar tetap produktif dalam menyikapi efisiensi anggaran:
- Maksimalkan kolaborasi dan kemitraan
Dosen tidak harus mengandalkan dana internal saja. Membangun jejaring dan berkolaborasi dengan:Institusi pendidikan lain, rumah sakit dan fasilitas Kesehatan, Industri farmasi dan teknologi Kesehatan, dan organisasi internasional. Memanfaatkan jejaring kuliah di Kampus S1, S2, S3 baik dosen pembimbing maupun sesama alumni kampus juga menjadi strategi kolaborasi yang efektif. Dengan menjalin kemitraan, dosen dapat memperoleh sumber pendanaan alternatif, akses ke fasilitas riset yang lebih baik, serta memperluas dampak penelitian dan PKM mereka.
- Memanfaatkan hibah dan pendanaan alternatif
Banyak lembaga nasional dan internasional yang menawarkan hibah penelitian. Beberapa sumber pendanaan yang bisa dimanfaatkan antara lain: Hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hibah Riset LPDP (https://risprolpdp.kemenkeu.go.id/), Pendanaan dari organisasi internasional seperti WHO atau unicef atau Autralia award Indonesia (https://www.australiaawardsindonesia.org/content/1000256/1000255/australian-alumni-grants?sub=true). Dosen perlu proaktif mencari informasi tentang peluang ini dan meningkatkan kemampuan dalam menyusun proposal hibah yang kompetitif.
- Optimalkan Penggunaan Sumber daya yang ada
Efisiensi anggaran tidak selalu berarti terhentinya penelitian. Beberapa strategi untuk tetap produktif dengan sumber daya terbatas antara lain: Memanfaatkan laboratorium dan fasilitas penelitian yang sudah ada, menggunakan data sekunder (misalnya data Survei Kesehatan Indonesia Tahun 2023) atau studi literatur sistematis untuk mengurangi biaya pengumpulan data primer, dan berkolaborasi dengan dosen lain untuk mengembangkan penelitian payung dengan sehingga dapat meminimalkan sumber dana.
- Digitalisasi dan pemanfaatan teknologi
Era digital membuka peluang untuk menekan biaya operasional penelitian dan PKM. Dosen dapat: menggunakan platform daring untuk pengumpulan data seperti survei online (misalnya menggunakan google form) atau wawancara virtual, menggunakan media sosial dan webinar untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat secara lebih luas dan hemat biaya.
- Mengembangkan Model Pendanaan Mandiri
Dosen juga dapat mempertimbangkan model pendanaan mandiri dengan cara: membuat layanan konsultasi berbasis penelitian dan menawarkan pelatihan atau workshop berbasis keahlian yang dimiliki. Hal ini dapat menjadi solusi efektif untuk kegaiatan PKM tanpa sumber dana namun sekaligus mengasah kompetensi personal. Langkah-langkah ini memungkinkan dosen untuk tetap produktif tanpa harus sepenuhnya bergantung pada dana institusional.
- Sikap Mental Positif dan Fleksibel
Poin terakhir ini menjadi kunci untuk berbagai tips yang telah disebutkan sebelumnya dalam menghadapi efisiensi anggaran memerlukan sikap mental yang adaptif: Tidak panik dan tetap berpikir kreatif dalam mencari solusi, beradaptasi dengan perubahan kebijakan tanpa kehilangan semangat akademik, dan fokus pada peluang yang masih tersedia daripada terjebak dalam keterbatasan. Dosen yang memiliki mindset positif dan fleksibel akan lebih mampu menghadapi tantangan efisiensi anggaran dan tetap produktif.