Konsep Keperawatan Gerontik

SHARE

Keperawatan gerontik adalah bidang keperawatan yang khusus berfokus pada pelayanan perawatan kesehatan bagi orang lanjut usia (lansia). Tulisan ini menguraikan tentang definisi dan tujuan keperawatan gerontic, fungsi  perawat gerontic, dan sifat pelayanan keperawatan gerontik.
A.    Definisi Keperawatan Gerontik
Keperawatan gerontik didefinisikan sebagai suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang bersifat konprehensif terdiri dari bio-psiko- sosio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (UU RI No.38 tahun 2014). Konsep keperawatan gerontik melibatkan pendekatan yang holistik yakni mencakup biologi-psikologi-social-kultural dan spiritual. Aplikasi layanan keperawatan gerontik menggunakan pendekatan lima tahapan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

B.    Tujuan Keperawatan Gerontik
Tujuan keperawatan gerontik adalah untuk memberikan perawatan yang holistik, komprehensif, dan terpadu bagi individu lansia. Tujuan ini mencakup aspek kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual, dengan tujuan utama menjaga dan meningkatkan kualitas hidup lansia. Berikut adalah beberapa tujuan khusus dari keperawatan gerontik. 

  1. Mempertahankan Kesehatan Fisik: Tujuan ini mencakup upaya untuk mencegah penyakit, mengelola kondisi kronis, dan mempromosikan kesehatan fisik secara umum. Perawatan gerontik bertujuan agar lansia tetap aktif, menjaga mobilitas, dan mengurangi risiko komplikasi medis.
  2. Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis: Perawat gerontik berupaya mendukung kesejahteraan mental lansia dengan memberikan dukungan emosional, mengatasi perasaan kesepian atau isolasi, serta membantu lansia dalam mengatasi stres dan perubahan emosional yang mungkin terjadi.
  3. Memfasilitasi Kemandirian: Tujuan ini melibatkan memberikan dukungan dan bantuan sesuai kebutuhan tanpa menghilangkan kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Perawat berupaya untuk meningkatkan kemandirian lansia sebanyak mungkin.
  4. Meningkatkan Kualitas Hidup: Keperawatan gerontik bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia dengan memberikan perawatan yang memenuhi kebutuhan fisik, sosial, dan psikologis mereka. Ini melibatkan memberikan perawatan yang nyaman, aman, dan sesuai dengan preferensi lansia.
  5. Mengoptimalkan Dukungan Sosial: Perawat gerontik membantu lansia dalam menjaga dan memperluas jaringan dukungan sosial. Dengan berinteraksi dengan orang lain, lansia dapat merasa lebih terhubung dan terhindar dari isolasi sosial.
  6. Edukasi dan Pemberdayaan: Tujuan ini melibatkan memberikan edukasi kepada lansia dan keluarga tentang kondisi kesehatan, pengelolaan obat, dan cara menjalani gaya hidup sehat. Edukasi ini memungkinkan lansia untuk mengambil keputusan yang tepat tentang perawatan dan kesehatan mereka sendiri.
  7. Palliatif dan Perawatan Akhir Hidup: Jika diperlukan, perawat gerontik bertujuan untuk memberikan perawatan akhir hidup yang nyaman dan bermartabat. Tujuan ini melibatkan meredakan nyeri, memberikan dukungan psikologis, dan membantu lansia dan keluarga dalam menghadapi akhir hidup dengan damai.
  8. Promosi Dukungan Spiritual: Keperawatan gerontik mengakui aspek spiritual dalam hidup lansia. Tujuan ini mencakup memberikan dukungan untuk kebutuhan spiritual dan religius sesuai dengan kepercayaan dan nilai-nilai individu.
  9. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan: Perawat gerontik bekerja sama dengan profesional kesehatan lain, seperti dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan pekerja sosial, untuk memberikan perawatan yang terintegrasi dan holistik.
  10. Menghormati Hak dan Kehendak Lansia: Tujuan ini mencakup menghormati hak lansia dalam mengambil keputusan mengenai perawatan mereka sendiri dan menghargai keinginan mereka terhadap kualitas hidup dan akhir hidup.


C.    Fungsi Perawat Gerontik
Sejalan dengan definisi dan tujuan keperawatan gerontic, maka perawat gerontic seyogyanya menjalakan beberapa fungsi yang menjamin tecapainya tujuan keperawatan gerontic yaitu:

  1. Pemberi asuhan keperawatan

Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat gerontik memiliki peran yang penting dalam merawat individu lanjut usia dengan memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan kualitas hidup mereka. Fungsi perawat gerontik sebagai pemberi asuhan keperawatan dijalankan sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan yaitu;

  • Menilai atau mengkaji status kesehatan: Perawat gerontik melakukan evaluasi kesehatan yang mendalam terhadap pasien lanjut usia. Ini melibatkan pemeriksaan fisik, pengumpulan data medis dan riwayat kesehatan, serta penilaian terhadap kondisi fisik dan mental pasien.
  • Perencanaan Perawatan: Berdasarkan hasil pengkajian, perawat gerontik merencanakan perawatan yang spesifik untuk pasien. Rencana perawatan ini mencakup perawatan medis, manajemen obat, serta perencanaan aspek-aspek lain seperti nutrisi dan aktivitas fisik
  • Pelaksanaan Perawatan: Perawat gerontik melaksanakan rencana perawatan yang telah direncanakan sebelumnya. Ini mencakup pemberian obat-obatan sesuai jadwal dan dosis yang ditentukan, membantu memenuhi kebutuhan ADL melakukan perawatan luka dengan tepat, serta membantu pasien dalam menjalani terapi fisik atau rehabilitasi
  • Monitor dan Evaluasi: Selama perawatan, perawat gerontik secara rutin memantau kondisi kesehatan pasien. Mereka mengamati perkembangan dan perubahan dalam kondisi fisik dan mental, serta menilai respons pasien terhadap perawatan yang diberikan. Jika perlu, rencana perawatan dapat disesuaikan

2.    Edukator

Perawat gerontik memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya tentang kondisi kesehatan, perawatan yang diberikan, serta tindakan pencegahan yang harus diambil. Edukasi ini membantu pasien dan keluarga dalam mengambil peran aktif dalam manajemen kesehatan pasien. 
Perawat gerontic sebagai educator juga mendidik pasien untuk menjaga kesejahteraan umum mereka, termasuk aspek psikososial dan mental. Ini mungkin melibatkan memberikan dukungan dalam menjaga gaya hidup sehat, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan menjaga koneksi dengan keluarga dan teman-teman.
3.    Advokat pasien
Sebagai advokat pasien, perawat gerontik memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak, kepentingan, dan kesejahteraan pasien lanjut usia. Mereka berada dalam posisi yang unik untuk memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang terbaik dan dihormati dalam setiap aspek perawatan kesehatan. Berikut adalah beberapa peran penting perawat gerontik sebagai advokat pasien:

  • Pendukung Hak Pasien: Perawat gerontik berperan dalam mendukung hak-hak pasien lanjut usia, termasuk hak untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang kondisi kesehatan mereka, hak untuk memberikan persetujuan atas perawatan yang diberikan, dan hak untuk menjaga kerahasiaan informasi medis.
  • Menyediakan Informasi: Sebagai advokat, perawat gerontik memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada pasien tentang kondisi kesehatan mereka, rencana perawatan yang diusulkan, serta risiko dan manfaat yang terkait. Hal ini membantu pasien membuat keputusan yang informasional dan berdasarkan pengetahuan.
  • Mendukung Keputusan Pasien: Perawat gerontik membantu pasien dalam memahami opsi perawatan yang tersedia serta konsekuensi dari setiap pilihan. Mereka membantu pasien mempertimbangkan nilai-nilai pribadi, preferensi, dan tujuan hidup saat membuat keputusan tentang perawatan medis.
  • Advokasi untuk Preferensi Pasien: Perawat gerontik memastikan bahwa preferensi dan nilai-nilai pasien dihormati dalam perencanaan dan pelaksanaan perawatan. Jika pasien memiliki preferensi tertentu, perawat akan berbicara atas nama pasien dan memastikan bahwa tim perawatan mempertimbangkan hal tersebut.
  • Perlindungan dari Diskriminasi: Perawat gerontik berupaya melindungi pasien dari segala bentuk diskriminasi atau perlakuan yang tidak adil. Mereka memastikan bahwa pasien diperlakukan dengan hormat dan kesetaraan, tanpa memandang usia atau kondisi kesehatan.
  • Kolaborasi dengan Tim Kesehatan: Sebagai bagian dari tim perawatan, perawat gerontik berkolaborasi dengan dokter dan profesional kesehatan lainnya untuk memastikan bahwa rencana perawatan benar-benar mencerminkan kebutuhan dan keinginan pasien. Mereka mengedepankan kepentingan pasien dalam diskusi tim.
  • Menjembatani Komunikasi: Perawat gerontik dapat menjembatani komunikasi antara pasien, keluarga, dan tim perawatan. Mereka membantu memastikan bahwa informasi penting terkait perawatan dan kondisi pasien disampaikan dengan jelas dan akurat kepada semua pihak yang terlibat.
  • Melindungi Kesejahteraan Pasien: Jika perawat merasa bahwa perawatan yang diusulkan atau diberikan mungkin membahayakan kesejahteraan pasien, mereka memiliki tanggung jawab untuk mengungkapkan keprihatinan mereka kepada tim perawatan atau pihak yang berwenang, untuk memastikan bahwa kepentingan pasien diutamakan.
  • Mengatasi Hambatan Akses Perawatan: Perawat gerontik bekerja untuk mengatasi hambatan akses perawatan yang mungkin dihadapi oleh pasien lanjut usia. Ini bisa berupa masalah finansial, mobilitas, atau hambatan lainnya yang dapat menghalangi pasien mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

Dalam semua aspek ini, perawat gerontik berperan sebagai suara dan pembela pasien, menjadikan kepentingan pasien sebagai prioritas utama dalam perawatan kesehatan yang diberikan

4.    Manager
Sebagai seorang manajer perawat gerontik, peran mereka meluas untuk mencakup pengelolaan sumber daya, koordinasi tim, perencanaan strategis, dan pemantauan keseluruhan dari berbagai aspek yang terkait dengan perawatan pasien lanjut usia. Berikut adalah beberapa fungsi utama perawat gerontik sebagai manajer:

  • Perencanaan dan Pengorganisasian: Perawat gerontik berperan dalam merencanakan dan mengatur sumber daya yang diperlukan untuk memberikan perawatan yang efisien dan efektif kepada pasien lanjut usia. Ini melibatkan penjadwalan staf, alokasi peralatan dan fasilitas, serta perencanaan tindakan perawatan yang diperlukan.
  • Pengembangan Rencana Perawatan: Sebagai manajer, perawat gerontik merencanakan rencana perawatan yang komprehensif dan terintegrasi untuk pasien lanjut usia. Rencana ini mencakup perawatan medis, manajemen obat, terapi fisik, nutrisi, serta aspek psikososial yang penting bagi kesejahteraan pasien.
  • Koordinasi Tim: Perawat gerontik mengkoordinasikan tim perawatan yang terdiri dari berbagai profesional kesehatan, seperti dokter, terapis fisik, ahli gizi, dan pekerja sosial. Mereka memastikan kolaborasi yang baik dalam memberikan perawatan yang terintegrasi dan holistik kepada pasien.
  • Manajemen Komunikasi: Salah satu aspek penting dari manajemen adalah memastikan komunikasi yang efektif. Perawat gerontik memfasilitasi aliran informasi yang lancar antara tim perawatan, pasien, dan keluarga, untuk memastikan bahwa semua pihak terinformasi tentang kondisi dan perawatan pasien.
  • Pemantauan dan Evaluasi: Sebagai manajer, perawat gerontik memantau dan mengevaluasi perkembangan pasien serta efektivitas rencana perawatan. Jika ada perubahan atau masalah, mereka dapat merespons dengan cepat untuk memastikan bahwa perawatan disesuaikan sesuai kebutuhan.
  • Manajemen Data dan Dokumentasi: Pengelolaan catatan medis dan dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari tugas perawat gerontik. Mereka memastikan bahwa semua informasi medis dicatat dengan benar dan terjaga kerahasiaannya sesuai dengan aturan etika dan hukum.
  • Pelatihan dan Pengembangan Staf: Perawat gerontik dapat berperan dalam memberikan pelatihan dan pengembangan kepada staf perawat lainnya, terutama mengenai praktik perawatan terkini, teknologi medis, dan pendekatan terbaik dalam merawat pasien lanjut usia.
  • Manajemen Risiko: Perawat gerontik membantu mengidentifikasi potensi risiko dalam perawatan pasien lanjut usia dan mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko tersebut. Hal ini meliputi mengurangi kemungkinan cedera, infeksi, atau komplikasi lainnya yang dapat muncul selama perawatan.
  • Inovasi dan Perbaikan Berkelanjutan: Sebagai manajer, perawat gerontik dapat mencari cara untuk meningkatkan kualitas perawatan yang diberikan kepada pasien lanjut usia. Mereka dapat menerapkan praktik-praktik baru, teknologi canggih, dan strategi inovatif untuk memajukan perawatan gerontik.
  • Mengelola Kualitas Perawatan: Perawat gerontik berperan dalam memastikan bahwa standar perawatan yang tinggi tetap terjaga. Mereka bekerja untuk meningkatkan mutu perawatan dengan memonitor indikator kinerja, mengumpulkan data, dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
  • Sebagai manajer, perawat gerontik memiliki tanggung jawab penting dalam mengatur, mengarahkan, dan memastikan penyediaan perawatan terbaik kepada populasi lanjut usia

5.    Peneliti
Fungsi perawat gerontik sebagai peneliti melibatkan pengembangan pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam tentang aspek-aspek perawatan dan kesejahteraan khusus pada populasi lanjut usia. Penelitian dalam bidang gerontik sangat penting untuk mengidentifikasi solusi terbaik dalam merawat individu lanjut usia, memahami perubahan fisik dan mental yang terjadi seiring bertambahnya usia, serta mengembangkan praktik perawatan yang lebih baik. Berikut adalah beberapa aspek dari peran perawat gerontik sebagai peneliti:

  • Mengidentifikasi Isu Kesehatan dan Kesejahteraan: Perawat gerontik sebagai peneliti mengidentifikasi isu-isu kesehatan, sosial, dan psikologis yang khusus dialami oleh populasi lanjut usia. Mereka dapat meneliti aspek-aspek seperti pencegahan penyakit, manajemen kondisi kronis, kualitas hidup, mobilitas, dan kesehatan mental.
  • Merancang Studi Penelitian yang Relevan: Perawat gerontik merancang studi penelitian dengan mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik unik dari individu lanjut usia. Ini melibatkan pemilihan metodologi yang sesuai, perencanaan protokol, dan desain penelitian yang bisa memberikan hasil yang akurat.
  • Mengumpulkan Data: Perawat gerontik sebagai peneliti dapat terlibat dalam pengumpulan data, baik melalui observasi langsung, wawancara, survei, atau analisis rekam medis. Pengumpulan data yang cermat membantu mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang situasi pasien lanjut usia.
  • Analisis Data: Hasil data yang dikumpulkan dianalisis dengan metode statistik atau analisis kualitatif yang sesuai. Analisis ini membantu mengidentifikasi pola, tren, dan hubungan yang dapat memberikan wawasan baru tentang kesehatan dan kesejahteraan populasi lanjut usia.
  • Interpretasi Temuan: Perawat gerontik sebagai peneliti menginterpretasi hasil analisis untuk memahami implikasi klinis dan praktis dari temuan tersebut. Ini membantu dalam merumuskan rekomendasi dan strategi untuk meningkatkan perawatan dan kualitas hidup pasien lanjut usia.
  • Pengembangan Intervensi dan Praktik Terbaik: Berdasarkan temuan penelitian, perawat gerontik dapat mengembangkan intervensi klinis atau praktik terbaik yang lebih sesuai untuk pasien lanjut usia. Ini bisa berupa panduan praktik, program kesehatan, atau strategi perawatan yang lebih efektif.
  • Mengedukasi Pasien dan Tenaga Kesehatan Lainnya: Hasil penelitian perawat gerontik dapat digunakan untuk mendidik pasien dan profesional kesehatan lainnya tentang perawatan yang optimal bagi individu lanjut usia.
  • Mendorong Perubahan Kebijakan: Temuan penelitian perawat gerontik dapat digunakan untuk mendukung perubahan kebijakan kesehatan atau perawatan yang lebih baik untuk populasi lanjut usia. Ini bisa melibatkan advokasi pada tingkat institusi atau bahkan pemerintah.
  • Kontribusi terhadap Literatur Ilmiah: Melalui publikasi jurnal, presentasi konferensi, dan publikasi lainnya, perawat gerontik sebagai peneliti berkontribusi terhadap literatur ilmiah dan berbagi temuan mereka dengan komunitas kesehatan yang lebih luas.
  • Berpartisipasi dalam Proyek Kolaboratif: Penelitian di bidang gerontik sering melibatkan kolaborasi dengan ahli dari berbagai disiplin. Perawat gerontik dapat berkontribusi dalam tim yang terdiri dari dokter, ahli gizi, psikolog, dan profesional lainnya.

Perawat gerontik sebagai peneliti memiliki peran penting dalam mengembangkan ilmu keperawatan gerontik, menginformasikan praktik perawatan yang lebih baik, dan memastikan bahwa perawatan kepada populasi lanjut usia didasarkan pada bukti dan pengetahuan ilmiah yang akurat.

D.    Sifat Pelayanan Gerontik

Sifat pelayanan gerontik mencakup empat aspek yaitu:

  1. Independent (Mandiri): Dalam konteks pelayanan gerontik yang mandiri atau independent, layanan ini tidak tergantung pada profesi lain atau disediakan oleh individu atau tim yang memiliki keahlian dan pengetahuan khusus dalam merawat populasi lanjut usia. Pada tingkat yang mandiri ini, individu atau kelompok perawat geriatric dapat memberikan perawatan dasar, dukungan sosial, dan bantuan dengan mengandalkan pengetahuan  dan pengalaman professional, tanpa keterlibatan eksternal yang signifikan.
  2. Interdependent: Pelayanan gerontik yang interdependent melibatkan kerja sama dan kolaborasi antara berbagai profesional kesehatan dan anggota tim perawatan lainnya. Di sini, perawat gerontik bekerja dalam tim multidisiplin yang mencakup dokter, ahli gizi, terapis fisik, pekerja sosial, dan lain-lain. Setiap anggota tim memberikan kontribusi unik berdasarkan keahlian mereka untuk memberikan perawatan komprehensif dan terintegrasi kepada pasien lanjut usia.
  3. Humanistik (Secara Manusawi): Pendekatan pelayanan gerontik yang humanistik menempatkan individu lanjut usia sebagai pusat perhatian. Ini melibatkan pengakuan terhadap nilai-nilai, preferensi, dan kebutuhan mereka sebagai manusia. Dalam pelayanan yang humanistik, perawat gerontik berinteraksi dengan empati, rasa hormat, dan kepedulian terhadap kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual pasien.
  4. Holistik (Secara Keseluruhan): Pelayanan gerontik yang holistik melihat individu lanjut usia sebagai kesatuan yang utuh, bukan hanya sejumlah masalah medis yang perlu diatasi. Pendekatan ini mempertimbangkan aspek fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual dari pasien. Perawat gerontik dalam pendekatan holistik bekerja untuk merawat pasien secara menyeluruh, dengan mengakui bahwa kesehatan dan kesejahteraan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait.

Penting untuk diingat bahwa dalam praktik nyata, pendekatan pelayanan gerontik seringkali menggabungkan beberapa sifat ini. Misalnya, pelayanan yang interdependent dan holistik bisa bersifat humanistik ketika perawat gerontik menghormati dan merespons kebutuhan individu pasien dengan empati dan perhatian. Selain itu, pelayanan gerontik yang mandiri juga bisa mengintegrasikan elemen-elemen holistik dan humanistik dalam upaya merawat individu lanjut usia dengan lebih baik.


Referensi

Mauk, K.L. (2006) Gerontological Nursing Competencies for Care. Jones and Bartlett Publisher: Massachussets
Mickey, Stanley & Patricia Beare. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta:EGC
Kholifah. (2016). Modul bahan ajar cetak keperawatan gerontik. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pusdik SDM Kesehatan